Written for Build December 2014 THE CORE
Melanjuti post sebelumnya Esensi Surga
Pernakah Anda bertanya pada diri anda diri sendiri dan merenungkan alasan mengapa Anda menjadi seorang Kristen?”
Setiap orang punya tentu punya jawaban serta penjelasannya sendiri. Buat saya pribadi menjadi Kristen adalah sebuah pilihan berdasarkan apa yang saya yakini tentang apa yang Allah lakukan lewat penebusan Kristus yang sempurna. Dan apa yang saya percayai ini, menjadi dasar untuk saya menjalani kesempatan yang Tuhan kasih di selama saya di dunia.
Melanjuti post sebelumnya Esensi Surga
Pernakah Anda bertanya pada diri anda diri sendiri dan merenungkan alasan mengapa Anda menjadi seorang Kristen?”
Setiap orang punya tentu punya jawaban serta penjelasannya sendiri. Buat saya pribadi menjadi Kristen adalah sebuah pilihan berdasarkan apa yang saya yakini tentang apa yang Allah lakukan lewat penebusan Kristus yang sempurna. Dan apa yang saya percayai ini, menjadi dasar untuk saya menjalani kesempatan yang Tuhan kasih di selama saya di dunia.
Semakin mengenal Tuhan dan
kebenaranNya sungguh merubah cara berpikir saya dalam cara saya menjalani
hidup, yang paling kentara adalah tentang pusat hidup saya selama ini, dari
yang tidak jelas bergantung pada siapa, menjadikan Dia inti dan pusat dari
seluruh hidup saya. Karena pribadiNya yang benar-benar hidup, dan
apa yang tertulis dalam Alkitab bukanlah sebuah dongeng hebat tentang Allah dan
mukjizatNya, Dia adalah Allah yang nyata.
Inti dari keselamatan yang saya
yakini adalah saya mendapatkan kasih karunia untuk dapat kembali kepada rancangan semula, yaitu hidup dalam hubungan persekutuan
dengan Dia. Persekutuan yang tadinya sudah rusak karena dosa, dan ini fatal,
karena sebenarnya Ia adalah sumber dari segala sesuatu bagi hidup kita. Jadi
tanpa disadari oleh banyak orang termasuk saya sendiri di masa lalu, hidup
tanpa memiliki hubungan persekutuan dengan Dia itu sebenarnya bukan hidup. Itu
adalah mati! (Kej 2:17)
Mengapa demikian? Karena sejak awal kita diciptakan untuk memiliki
hubungan dengan sang Pencipta, Dialah sumber, inti, pusat dari seluruh
hidup kita supaya kita tahu apa yang harus kita lakukan saat hidup. Ini berarti,
persekutuan pribadi dengan Tuhan memang menjadi hal yang paling penting di
antara kepentingan yang lain.
Mungkin banyak dari kita yang
pada awalnya tertarik menjadi Kristen karena ‘mau masuk surga’, termasuk saya!
Tapi semakin mengenal Allah, semakin saya menyadari bahwa kematian Kristus itu
bukan sekedar saya dapat masuk tiket ke surga. Karena arti dari surga (kerajaan Allah) itu sendiri bukan tentang keindahan yang kelihatan
semata, tapi
dimana Allah yang memerintah, Allah yang menjadi
pusat, inti dan sumber. Segala sesuatu berpusat pada Dia, segala sesuatu adalah
tentang Dia, dan daripadaNyalah segala sesuatu yang baik dan benar berasal. Oleh
karena itu Yesus mengajarkan berdoa berbunyi, datanglah kerajaanMu dibumi
seperti di surga (Matius 6:10). Jadi, sebelum
kita benar-benar ada ditempat di mana Allah memerintah (surga) ‘sepenuhnya’, alangkah
baiknya kita sudah membiasakan diri untuk menjadikan Allah sebagai pusat hidup
saya di bumi ini, seperti di surga.
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Roma 11:36
Bagaimana caranya? Belajar
bukan sekedar melibatkan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita dengan
melakukan apa yang Tuhan kehendaki, tetapi benar-benar menempatkan Dia pada
posisi yang mengatasi posisi ego kita sendiri. Artinya, kapanpun dan dalam hal
apapun terjadi perbedaan keinginan/kepentingan, kitalah yang menyerah dan
keinginan/kepentinganNyalah yang harus ditaati.
Galatia 2:20 bilang,
"namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk
aku." Inilah jaminan pasti dari Dia sendiri,
bahwa kalau kita rela/mau menyerahkan kepemimpinan hidup kita kepadaNya, Ia
sendiri yang akan mengambil alih hidup kita itu. Karena memang untuk itulah
kita diciptakan, agar Ia menjadi pusat dan inti dari seluruh hidup kita, agar
seperti yang Yesus contohkan, kita melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa. Dia yang memilih taat untuk mengambil jalan salib
dengan kematian tragis, keliatan tidak masuk akal, bahkan dengan cara hina,
demi kehendak Bapa terjadi dan untuk menggenapi maksud serta tujuan Allah
tentang penebusan manusia. Segala hal yang kita lakukan, dilakukan ada dasar Dia yang
telah dulu memulai kehidupan ini, dijalankan dengan kasih karunia Dia dan untuk
kemuliaan Dia.
Apa pun yang Saudara lakukan--Saudara makan atau Saudara
minum--lakukanlah semuanya itu untuk memuliakan Allah.
1 Kor 10:31
Dalam
momen akhir taun ini biasa kita mempersiapkan goal setting untuk plan tahun ke
depan, ada baiknya kita benar-benar mendoakan setiap plan kita agar sesuai
dengan kehendak Bapa dan yang akan mendatangkan surga dalam kehidupan kita.
No comments:
Post a Comment