background

Update in New Blog


Hei All,

Cuma mau info lagi aja, kalau blog ini akan sangat jarang update. Saya akan lebih banyak menulis update di blog yang saya buat bersama suami, http://god-shepherd.blogspot.co.id/.

Blog ini hanya untuk contoh tulisan kontribusi saya.

Just inform again that i will update in my other blog with husband.
This blog just for upload my contribution..

Thanks,


Word of God are Pure Words


Ditulis untuk Majalah Pearl Ed 30


“Kenapa ya Alkitab itu penting bagi orang Kristen, dan harus banget dibaca?” Pernahkah kalian mengajukan pertanyaan tersebut, entah dalam hati atau secara langsung? Saya pribadi pernah. Ketika para hamba Tuhan menggembor-gemborkan untuk kita mencintai dan membaca firman Tuhan, saya pernah menganggap bahwa apa yang mereka katakan, sama seperti pemimpin agama lain yang tentu mempromosikan kitab agama masing-masing. Saya menganggap Alkitab itu, ya seperti kitab lain yang dimiliki setiap agama. Jadi, karena saya orang (beragama) Kristen, ya kitab saya Alkitab.

Untuk membaca Alkitab, jujur sejujurnya awalnya saya males, karena selain tebal, saya juga benar-benar tidak mengerti apa yang maksud yang tertulis. Tapi seiring perjalanan saya dengan Tuhan, dimana ada satu dan lain hal yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk membaca Alkitab, baik saya mengerti atau tidak. Hingga akhirnya saya mengalami hal yang buat saya luar biasa sekali, saya mengerti apa yang tertulis dalam Alkitab dalam cerita Yohanes pembaptis yang berseru-seru dipadang gurun tentang kerajaan Allah sudah dekat. Rasanya benar-benar seperti mendapat harta karun! Karena hal ini, saya semakin percaya bahwa Alkitab bukan sembarang kitab - bukan sekedar karena agama lain punya kitab, agama Kristen juga punya.

Saya tidak akan membahas sejarah Alkitab untuk membuktikkan ini, tapi saya akan membahas bahwa Alkitab yang kita miliki benar-benar adalah firman Allah yang ‘murni’. Kenapa dikatakan murni? Karena setiap kata yang tertulis benar-benar berasal dari apa yang Allah ingin sampaikan, dan banyak membawa dampak dalam perubahan hidup saya. Dengan semakin saya membaca firman Tuhan, saya semakin mengenal seperti apa Allah yang saya sembah dan dapat juga semakin mengenali diri saya.

The words of the LORD are pure words: as silver tried in a furnace of earth, purified seven times. (KJV)
 Psalms 12:6



Murni, seperti air atau susu murni, artinya langsung dari sumbernya, belum tercampur atau terkontaminasi hal lainnya. Begitu juga dengan Firman Allah yang merupakan apa yang dikatakan Allah, lewat mereka yang memiliki hubungan dekat dengan Tuhan secara pribadi. Mereka menuliskannya, karena mendapat pewahyuaan langsung dari Allah. Bukan dikarang indah atau dibuat-buat berdasarkan pemikiran sendiri. Dalam kitab Perjanjian Lama kita banyak melihat kalimat “Allah berfirman…”, dari hal ini kita bisa menangkap firman itu adalah apa yang Allah katakan, para nabi/penulis Alkitab hanya menjadi alat perpanjangan tangan Tuhan untuk menuliskannya.

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
2 Tim 3:16
Salah satu buktinya, dari sekian banyaknya penulis Alkitab dan dalam kurun waktu yang panjang, mereka semua menuliskan inti hal yang sama atau satu pemikiran/tujuan, memberitahukan rencana Allah mengenai penyelamatan umat manusia.

Hal yang murni, tentunya lebih bermanfaat daripada yang sudah tercampur. Seperti madu murni yang langsung dari pohon jika dibandingkan madu yang dijual dipasaran yang biasa sudah dicampur dengan bahan lain (gula), khasiat dan terlihat beda. Begitu juga dengan firman Allah yang murni, akan sangat berguna dan berdampak bagi hidup kita.

Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya.
Amsal 30:5


As silver tried, purified seven times.
Pernahkah berpikir, kenapa diumpamakan sepert perak bukan emas yang sepertinya lebih ‘mahal’ nilainya? Bukan karena firman Tuhan itu tidak berharga, atau ada yang lebih berharga, tapi karena perak terlihat lebih bersinar bersih (karena putih). Untuk itulah Tuhan mengambil umpama perak untuk firmanNya yang kudus dan murni. Perak ternyata juga memiliki kegunaan untuk menghilangkan bakteri, seperti sekarang banyak yang menjual kalung kesehatan yang terbuat dari perak – hal ini dikarenakan perak bisa menyerap bakteri. See, itu mencerminkan firman Tuhan yang bisa membersihkan hidup serta hati kita, bila dipraktekkan dan dihidupi dengan iman.

Perak lebih banyak berguna untuk kebutuhan sehari-hari kita (misal kerajinan atau alat rumah tangga) dibanding emas, yang sepertinya lebih ‘jarang’ digunakan, atau hanya digunakan pada momen khusus. Seperti itu juga firman Tuhan yang bisa kita gunakan atau bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya sekedar untuk momen tertentu.

Awalnya saya menangkap ayat ini, artinya janji Tuhan itu butuh proses pemurnian, tapi lewat mempersiapkan tulisan ini, saya baru sadar ternyata maksudnya bukan janji Tuhan yang butuh permurnian. Tapi membandingkan firman Tuhan dengan perak yang sudah melewati proses permunian bukan hanya satu atau dua kali, tapi tujuh kali! Apa yang difirmankan Tuhan, bukan lah dongeng atau cerita bangsa Israel semata, tapi sudah benar terjadi.
Jadi saya pribadi, sungguh sangat percaya firman itu adalah Allah sendiri, apa yang tertulis bukan sekedar dongeng atau pandangan / pendapat manusia semata. Buktinya firman itu sungguh berpengaruh membawa dampak serta perubahan yang nyata dalam hidup saya, firman itu mampu menolong saya untuk menyadari bahwa ada yang tidak beres dalam hidup saya. Bukan cuma itu saja, firman yang murni itu juga yang menolong saya untuk sembuh dan membawa saya pada kebenaran yang memerdekakan.

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Yohanes 1:1-3


Photobucket

Melayani dengan hati




Written for Build Oct 2015

Orang Kristen identik dengan pelayanan, melayani. Kenapa bisa begitu ya? Apakah melayani suatu keharusan di gereja? Klo gak melayani itu kayanya gak afdol sebagai anggota gereja aktif…
Salah alasanya karena memang Kristus terkenal sebagai pribadi yang suka melayani. Dia memberi teladan, dengan membasuh kaki para muridnya. Ia mangajar dan menyembuhkan banyak orang. Terlebih lagi Ia rela merendahkan diri untuk sama dengan manusia, supaya rencana penyelamatan tergenapi. Intinya memang melayani adalah gaya hidup pengikut Kristus.

Jadi jangan sampai pelayanan itu menjadi beban. Jangan sampai melayani karena memang syarat, gak enak sampai pemimpin, pks atau lainnya … sehingga memilih pelayanan juga ‘asal’ ada pelayanan.  Juga bukan menganggap pelayanan hanya sekedar mengisi waktu, klo udah banyak kegiatan lain, pelayanan jadi nomor ke sekian.

Jujur, pelayanan itu pernah menjadi suatu beban buat saya pribadi. Karena pelayanan, saya bisa merasa bersalah sendiri kalau saya tidak maksimal. Karena pelayanan, saya bisa menuntut orang lain untuk memberikan yang terbaik. Yang akhirnya membuat konflik, perpecahan. Dan saya sadar hal ini tidak benar.
Jadi pelayanan seperti apa benarnya? Apakah pelayanan harus yang ‘kelihatan’  baru disebut dengan pelayanan?