Written for Majalah Pearl Ed 25
Arti hospitality
Hospitality harusnya mengalir
secara alami dan didasarkan kasih Yesus kepada kita. Karena Dia telah mengasihi kita terlebih dahulu (1 Yohanes 4:19), sehingga kita bisa melakukan keramahtamahan ini dengan penuh kasih kepada orang lain, kasih karunia Allah
inilah yang kemudian kita
salurkan kembali ke orang di sekitar kita.
Arti hospitality
Apa yang terlintas pertama kali saat mendengar kata hospitality? Hospitality adalah salah satu mata
kuliah jurusan perhotelan. Benar.. tidak ada yang salah dengan hal tersebut.
Tapi apa arti hospitality menurut
kebenaran Injil?
Hospitality
(hospitalitas) adalah terjemahan dari kata benda Latin hospitium (atau kata sifatnya hospitalis), yang berasal dari kata hospes, yang artinya “tamu” atau “tuan
rumah”. Kata ini juga dipengaruhi oleh kata Yunani xenos, yang artinya meyambut orang asing atau melakukan penyambutan
terhadap orang lain. (Michele Hershberger).
Hospitality
adalah keramahtamahan, sebagai wujud nyata dari ungkapan kehangatan seseorang
dalam menerima orang lain, disertai rasa hormat, serta hubungan persahabatan
dan persaudaraan kepada orang lain, terutama kepada tamu yang datang.
Hospitality yang kita temui di restoran, hotel, atau
tempat jamuan lain, mungkin ya mereka memang melakukan penyambutan dengan excellent, tapi apakah mereka benar-benar
mengerti dan melakukannya dengan sungguh-sungguh? Hospitality bukan
sekedar tentang apa yang kelihatan, bukan juga tentang penyambutan yang
sempurna, tapi lebih kepada melakukan
secara hati. Kenapa hati?
Karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Penyambutan, penerimaan
orang lain yang mengalir dari hati kita yang tulus, akan sangat terasa berbeda
dan sampai juga ke hati yang menerimanya, dan mengandung pesan bahwa kita
menerima mereka
Anda harus memperlakukan orang asing yang menetap dengan Anda sebagai asli
di antara kamu, dan kamu akan mencintainya seperti dirimu sendiri, karena kamu
adalah orang asing di tanah Mesir, Akulah TUHAN, Allahmu.
(Im. 19:34)
Mengapa kita perlu melakukan hospitality?
Inti dari injil juga merupakan hospitality. Sejak lahir kita sudah
berada dalam permusuhan dengan Allah karena dosa, dan kita pun tidak mampu
menyelamatkan diri dari hal ini. Tapi Allah mengutus Yesus untuk menebus dosa kita
bagia yang percaya kepadaNya, serta membuat tempat bagi kita dalam kerajaanNya.
Kemurahan dan keramahanNya mengembalikan hubungan kita dengan Dia, dan Yesus adalah hadiah yang paling besar dalam sejarah, yang membuat kita ada sampai detik
ini. Jadi
ketika kita melakukan hospitality,
kita sedang mencerminkan cintaNya, mengundang mereka untuk melihat Tuhan melalui diri kita.
Yesus juga memberi contoh
tentang melakukan hospitality, dimana
Yesus mengajarkan serta melakukan kehambahaan kepada para murid, lewat membasuh
kaki para muridNya (Yohanes 13:1-16). Karena Yesus sendiri datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani. Dan sebagai pengikut Kristus yang mempunyai
tujuan hidup untuk semakin serupa dengan diri-Nya, melakukan keramahtamahan
seperti yang Yesus lakukan sudah merupakan hal yang wajar dilakukan.
Apa dan kepada siapa saja
yang perlu di berikan keramahtamahan?
Ada banyak kesempatan dalam kehidupan sehari-hari kita untuk
mempraktekkan hal ini :
-
Ditengah
keluarga kita : membantu pekerjaan rumah ibu, serta melayani ayah, menolong
kaka atau adik dalam mengerjakan tugas.
-
Melayani
suami dan anak-anak bagi yang sudah menikah dengan melakukan pekerjaan rumah
tangga.
-
Memberikan
bantuan kepada saudara keluarga lainnya, misal dengan jamuan atau tumpangan
bagi mereka yang sedang singgah ke kota kita.
-
Menjamu
para tetangga samping kanan kiri depan rumah kita, mungkin dengan menjadi tuan
rumah dalam pertemuan lingkungan atau sejenisnya.
-
Menolong
rekan-rekan kerja yang membutuhkan, dengan mengajari dan membagi ilmu yang kita
punya.
-
Membantu
saudara seiman lainnya dalam pelayanan atau hal lain, misal membantu pekerjaan
misionaris dengan melakukan kunjungan.
-
Memenuhi
kebutuhan dasar orang lain khususnya masyarakat
miskin tanpa mengharapkan pembayaran (Prov. 19:17),
dengan menyumbang pakaian yang masih layak, berbagi harta benda
Dalam
Alkitab, kata Yunani asli untuk hospitality adalah Philoxenia,
yang berarti mengasihi orang lain (Rom. 12:13). Banyak contoh dalam Alkitab
dalam mempraktekkan hospitality,
yang intinya kita menghormati Allah
ketika kita baik kepada
yang membutuhkan (Amsal 14:31;
19:17).
Memberi tumpangan (Ibr 13: 1-2; 1 Tim 3: 2), memperhatikan janda serta anak yatim ( 1 Tim 5: 1-16), ‘Menjamu’ orang kafir (Lukas 5:29), orang miskin dan membutuhkan (Lukas 14: 12-14), misionaris (Mat 10: 9-11; Lukas 10: 5-16), orang asing, imigran, pengungsi (Kej 18: 1 -22), dan bahkan musuh (Rom 12:20) seolah-olah mereka adalah keluarga Anda sendiri.
Memberi tumpangan (Ibr 13: 1-2; 1 Tim 3: 2), memperhatikan janda serta anak yatim ( 1 Tim 5: 1-16), ‘Menjamu’ orang kafir (Lukas 5:29), orang miskin dan membutuhkan (Lukas 14: 12-14), misionaris (Mat 10: 9-11; Lukas 10: 5-16), orang asing, imigran, pengungsi (Kej 18: 1 -22), dan bahkan musuh (Rom 12:20) seolah-olah mereka adalah keluarga Anda sendiri.
Arti dari semua yang bisa kita
lakukan menurut Alkitab sebenarnya tentang pengorbanan, kita rela berkorban untuk
memenuhi kebutuhan orang lain, keluar dari area nyaman, dan tidak berusaha untuk mengesankan orang lain. Bukan
hanya kepada sesama orang Kristen, tetapi juga kepada orang asing lain yang
membutuhkan. Seperti kata Yesus, "Ketika Anda memberi perjamuan, mengundang orang
miskin, cacat, orang lumpuh, buta, dan
Anda akan diberkati" (Lukas 14:13).
Kristus juga mengajarkan kita diperintah kedua, dari dua hukum utama, yaitu mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri (Matius 22:39) dan dari perumpamaan tentang orang Samaria yang baik mengajarkan kepada kita bahwa "sesama" tidak ada hubungannya dengan geografi, kewarganegaraan, atau ras. Dimanapun dan kapanpun orang membutuhkan kita, kita bisa siap melakukan sesuatu seperti Kristus menunjukkan belas kasihan. Ini adalah inti dari hospitality.
Kristus juga mengajarkan kita diperintah kedua, dari dua hukum utama, yaitu mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri (Matius 22:39) dan dari perumpamaan tentang orang Samaria yang baik mengajarkan kepada kita bahwa "sesama" tidak ada hubungannya dengan geografi, kewarganegaraan, atau ras. Dimanapun dan kapanpun orang membutuhkan kita, kita bisa siap melakukan sesuatu seperti Kristus menunjukkan belas kasihan. Ini adalah inti dari hospitality.
Dalam Injil Matius, Yesus membahas
perilaku ramah dari
orang-orang yang akan mewarisi kerajaan: " Sebab pada waktu Aku lapar, kalian memberi
Aku makan, dan pada waktu Aku haus, kalian memberi Aku minum. Aku seorang
asing, kalian menerima Aku di rumahmu. Aku tidak berpakaian, kalian memberikan
Aku pakaian. Aku sakit, kalian merawat Aku. Aku dipenjarakan, kalian menolong
Aku."(Matius 25: 34-36). Hospitality merupakan bagian penting dari pelayanan
Kristen (Roma 12:13; 1 Petrus 4: 9). Dengan melayani orang lain berati kita melayani Kristus (Matius
25:40) dan kita membantu penyebaran kebenaran Allah (3
Yohanes 5-8).
Dan masih banyak contoh lainnya yang bisa dipraktekkan, apalagi
sebagai wanita yang diberi kepekaan sebagai kelebihan kita, gunakan kepekaan
itu untuk bisa mengerti siapa dan hal apa yang bisa perlu dilakukan. Lakukan
keramahantamahan dengan tujuan memperkenalkan atau mewujudkan Allah kepada
orang lain, terutama bagi mereka yang belum mengenal Kristus. Kita tidak tau
dampak keramahtamahan yang bisa kita lakukan , tapi pasti sangat bermanfaat dan
tidak sia-sia, karena dilakukan juga untuk tujuan memperluas kerajaan Allah.
Seperti dalam pelayanan yang Yesus lakukan bersama murid-muridNya,
mereka tergantung pada kebaikan orang lain dari tempat-tempat yang mereka
kunjungi (Matius 10 : 9-10). Demikian juga dengan pelayanan para rasul dalam
memberikatakan Injil (Kis 2:44-45 ; 28:7). Jadi lakukan bantuan atau keramahan
yang bisa kita lakukan, selama ada dan masih bisa kita lakukan, apalagi jika
Tuhan yang sudah menggerakkan. (Amsal 3:28).
Ia memberikan tangannya kepada
yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.
Amsal 31:20
No comments:
Post a Comment