written for BUILD Edisi Januari 2013
Theme :a new beginning
"Eh eh denger gak, si A itu begini loh, kok bisa
ya dia begitu, padahal dia kan udah jadi Kristen lama, aktif pelayanan,
kotbah pula, kan seharusnya dia udah tau yang benar itu gimana..”
Sering denger kalimat-kalimat begini saat salah satu saudara seiman
kita melakukan kesalahan atau kegagalan? Atau… jangan-jangan malah kita
sendiri sering mengucapkannya?
Hidup di tengah dunia masa sekarang, situasi semakin
memikat, semakin “menjanjikan” berbagai kesenangan yang kelihatan
menggiurkan, bikin banyak anak-anak Tuhan menghadapi tantangan yang luar
biasa untuk bisa tetap hidup dalam kebenaran Tuhan. Gak sedikit yang
mengalami jatuh-bangun, kegagalan dan akhirnya semakin jauh dari Tuhan.
Orang-orang di sekolah, kampus, dunia kerja, keluarga dan lingkungan
tetangga, bahkan benda mati pun (terutama media) memang sangat bisa
mempengaruhi kita dengan nilai-nilai di luar standar Firman Tuhan. Kita
gak usah merasa heran atau aneh, atau bertanya-tanya, “Kok bisa, ya?”,
karena memang semua manusia bisa mengalami hal-hal itu jika tidak terus
berjaga-jaga. Kenapa begitu? Karena godaan ini semua melahirkan
keinginan di dalam diri kita, yang pada akhirnya jika terus-menerus kita
ikuti, akan membuat kita terpikat atau terseret jatuh ke dalam
perbuatan dosa (Yak. 1:14).
Nah sekarang, coba deh kita review hari-hari yang
selama ini kita jalani, adakah hal-hal yang kita lakukan yang gak
berkenan di hadapan Tuhan, yang belum dibereskan di hadapan Tuhan dan
sesama? Atau justru kita sedang berada dalam masa pergumulan yang berat
untuk menang dari dosa-dosa tertentu sampai hari ini?
Sebagai saudara seiman, kalo kita lihat saudara kita
jatuh atau gagal, sadari bahwa bukanlah bagian kita untuk menghakimi dia
(Roma 14:14), entah dengan “menegur” secara tidak tepat ataupun
membicarakannya di belakang. Sebenarnya, justru ini adalah kesempatan
kita untuk mempraktekkan kasih Allah dengan cara sesuai hikmat yang
Tuhan kasih ke kita (Ef. 4:32).
Sebaliknya, kalo kita pernah/sedang melakukan
kesalahan, kegagalan atau hal-hal lain yang tidak berkenan di hadapan
Tuhan, sadari bahwa ada kasih karunia Tuhan yang tersedia untuk
mengampuninya, sebesar apapun itu. Jangan terus-terusan merasa tertuduh
atau gak layak, karena semua sudah Yesus tebus di kayu salib dan Ia
sudah memenangkan peperangannya untuk kita. Yang kita perlu lakukan
sebenarnya “cuma” datang kepada tahta kasih karunia Tuhan dengan
kerendahan hati, untuk mengaku dosa, sekaligus minta pengampunan dan
pertolongan Tuhan keluar dari pergumulan apapun itu.
Selain mengaku di hadapan Tuhan yang menghasilkan
pengampunan, kita juga perlu mengaku di hadapan sesama. Jangan kita
menarik diri dari komunitas karena merasa gak layak atau merasa bersalah
sendiri. Justru kita perlu sekali pertolongan Tuhan, baik secara
pribadi maupun melalui komunitas. Kalau selama berusaha bertahan dalam
komunitas rohani, ternyata selalu ada rasa tertuduh, itu mungkin alarm
bahwa memang ada yang salah dengan kita, tapi jangan menyerah. Mengaku
kepada sesama akan menolong kita untuk sembuh, yaitu terjaga untuk tidak
jatuh lagi dalam dosa yang sama (Yak. 5:16).
Saat kita berusaha bangkit kembali, seringkali ada
kegagalan yang berulang kali, tapi sekali lagi, jangan pernah menyerah,
karena Tuhan tidak pernah menyerah dengan kita. Ingat, sebenarnya kita
sebagai anak-anakNya sudah menang, karena Yesus sudah meraih kemenangan
itu lewat kematianNya di kayu salib. Jangan jadikan kegagalan yang
pernah kita lakukan sebagai penghalang kita untuk kembali ke “track”
Tuhan. Ingat kebaikan-kebaikan Tuhan yang pernah kita alami, ingat bahwa
kasihNya tidak pernah berubah dan cukup untuk menaungi kita. Ingat juga
janji-janji dan rencana-rencana yang pernah Ia berikan dalam hidup
kita, karena semuaNya pasti akan tergenapi. Tidak mudah, dan ada
konsekuensi-konsekuensi tertentu yang mungkin mau atau gak mau harus
kita jalani. Tapi, bukan tidak mungkin untuk kita menang, apalagi kalo
kita pakai kekuatanNya dan dapat dukungan yang tepat dari komunitas.
Tuhan pasti memberi kemenangan.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai kembali.
Untuk memulai hal baru memang tidak harus di awal
tahun, tapi setiap hari adalah saat yang tepat untuk kita memulai
sesuatu yang baru lagi dengan Tuhan. Jangan lupa, kita mungkin melakukan
dosa, tapi Tuhan selalu mengampuni. Kita mungkin gagal, tapi Tuhan
tidak pernah gagal. Kita mungkin aja pernah menyerah, tapi Tuhan tidak
pernah menyerah. Selama kita masih hidup di dunia ini, berarti masih ada
kesempatan untuk kembali ke Tuhan, dan Tuhan pasti akan selalu menerima
kita dengan tangan terbuka. Seperti cerita anak yang hilang dalam
injil, begitulah juga Bapa akan menerima kita kembali dengan gembira.
Jangan pernah menyesali apapun yang sudah kita
lakukan, melainkan banyak belajarlah dari semua hal itu. Salah satu yang
paling sulit adalah belajar mengampuni dan menerima diri sendiri atas
apa yang sudah kita lakukan, karena Tuhan pun sudah memberi pengampunan
kepada kita. Dan yang paling penting, pastikan kita bisa melihat
penyertaan Allah yang selalu ada di setiap hal yang kita lakukan,
sekalipun itu adalah kesalahan (Rm. 8:28). Kita bukan orang gagal,
sekalipun pernah jatuh dalam dosa dan kesalahan, seperti yang ditulis
dengan jelas di Amsal 24:16: “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun
ia bangun kembali…”
Ayo, kejar Tuhan dan buka halaman baru lagi. Mulai kembali pengalaman bersama Dia yang memberikan kemenangan! (dv)
*Tulisan ini lahir bener2 pas banget momentnya saat dimana gw lagi mulai bangkit lagi dari kejatuhan gw kemarin*
*Tulisan ini lahir bener2 pas banget momentnya saat dimana gw lagi mulai bangkit lagi dari kejatuhan gw kemarin*
No comments:
Post a Comment