“Kenapa ya Alkitab
itu penting bagi orang Kristen, dan harus banget dibaca?” Pernahkah kalian
mengajukan pertanyaan tersebut, entah dalam hati atau secara langsung? Saya
pribadi pernah. Ketika para hamba Tuhan menggembor-gemborkan untuk kita
mencintai dan membaca firman Tuhan, saya pernah menganggap bahwa apa yang
mereka katakan, sama seperti pemimpin agama lain yang tentu mempromosikan kitab
agama masing-masing. Saya menganggap Alkitab itu, ya seperti kitab lain yang
dimiliki setiap agama. Jadi, karena saya orang (beragama) Kristen, ya kitab
saya Alkitab.
Untuk membaca Alkitab,
jujur sejujurnya awalnya saya males, karena selain tebal, saya juga benar-benar
tidak mengerti apa yang maksud yang tertulis. Tapi seiring perjalanan saya
dengan Tuhan, dimana ada satu dan lain hal yang akhirnya membuat saya
memutuskan untuk membaca Alkitab, baik saya mengerti atau tidak. Hingga
akhirnya saya mengalami hal yang buat saya luar biasa sekali, saya mengerti apa
yang tertulis dalam Alkitab dalam cerita Yohanes pembaptis yang berseru-seru
dipadang gurun tentang kerajaan Allah sudah dekat. Rasanya benar-benar seperti
mendapat harta karun! Karena hal ini, saya semakin percaya bahwa Alkitab bukan
sembarang kitab - bukan sekedar karena agama lain punya kitab, agama Kristen
juga punya.
Saya tidak akan
membahas sejarah Alkitab untuk membuktikkan ini, tapi saya akan membahas bahwa
Alkitab yang kita miliki benar-benar adalah firman Allah yang ‘murni’. Kenapa
dikatakan murni? Karena setiap kata yang tertulis benar-benar berasal dari apa
yang Allah ingin sampaikan, dan banyak membawa dampak dalam perubahan hidup
saya. Dengan semakin saya membaca firman Tuhan, saya semakin mengenal seperti
apa Allah yang saya sembah dan dapat juga semakin mengenali diri saya.
The words of the LORD are pure words: as silver tried in a
furnace of earth, purified seven times. (KJV)
Psalms 12:6
Murni, seperti air
atau susu murni, artinya langsung dari sumbernya, belum tercampur atau
terkontaminasi hal lainnya. Begitu juga dengan Firman Allah yang merupakan apa
yang dikatakan Allah, lewat mereka yang memiliki hubungan dekat dengan Tuhan
secara pribadi. Mereka menuliskannya, karena mendapat pewahyuaan langsung dari
Allah. Bukan dikarang indah atau dibuat-buat berdasarkan pemikiran sendiri.
Dalam kitab Perjanjian Lama kita banyak melihat kalimat “Allah berfirman…”,
dari hal ini kita bisa menangkap firman itu adalah apa yang Allah katakan, para
nabi/penulis Alkitab hanya menjadi alat perpanjangan tangan Tuhan untuk
menuliskannya.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran.
2 Tim 3:16
Salah satu buktinya,
dari sekian banyaknya penulis Alkitab dan dalam kurun waktu yang panjang,
mereka semua menuliskan inti hal yang sama atau satu pemikiran/tujuan,
memberitahukan rencana Allah mengenai penyelamatan umat manusia.
Hal yang murni,
tentunya lebih bermanfaat daripada yang sudah tercampur. Seperti madu murni
yang langsung dari pohon jika dibandingkan madu yang dijual dipasaran yang
biasa sudah dicampur dengan bahan lain (gula), khasiat dan terlihat beda.
Begitu juga dengan firman Allah yang murni, akan sangat berguna dan berdampak
bagi hidup kita.
Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi
orang-orang yang berlindung pada-Nya.
Amsal 30:5
As
silver tried, purified seven times.
Pernahkah berpikir,
kenapa diumpamakan sepert perak bukan emas yang sepertinya lebih ‘mahal’
nilainya? Bukan karena firman Tuhan itu tidak berharga, atau ada yang lebih
berharga, tapi karena perak terlihat lebih bersinar bersih (karena putih).
Untuk itulah Tuhan mengambil umpama perak untuk firmanNya yang kudus dan murni.
Perak ternyata juga memiliki kegunaan untuk menghilangkan bakteri, seperti
sekarang banyak yang menjual kalung kesehatan yang terbuat dari perak – hal ini
dikarenakan perak bisa menyerap bakteri. See, itu mencerminkan firman
Tuhan yang bisa membersihkan hidup serta hati kita, bila dipraktekkan dan
dihidupi dengan iman.
Perak lebih banyak
berguna untuk kebutuhan sehari-hari kita (misal kerajinan atau alat rumah
tangga) dibanding emas, yang sepertinya lebih ‘jarang’ digunakan, atau hanya
digunakan pada momen khusus. Seperti itu juga firman Tuhan yang bisa kita
gunakan atau bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya sekedar
untuk momen tertentu.
Awalnya saya
menangkap ayat ini, artinya janji Tuhan itu butuh proses pemurnian, tapi lewat
mempersiapkan tulisan ini, saya baru sadar ternyata maksudnya bukan janji Tuhan
yang butuh permurnian. Tapi membandingkan firman Tuhan dengan perak yang sudah
melewati proses permunian bukan hanya satu atau dua kali, tapi tujuh kali! Apa
yang difirmankan Tuhan, bukan lah dongeng atau cerita bangsa Israel semata,
tapi sudah benar terjadi.
Jadi saya pribadi,
sungguh sangat percaya firman itu adalah Allah sendiri, apa yang tertulis bukan
sekedar dongeng atau pandangan / pendapat manusia semata. Buktinya firman itu
sungguh berpengaruh membawa dampak serta perubahan yang nyata dalam hidup saya,
firman itu mampu menolong saya untuk menyadari bahwa ada yang tidak beres dalam
hidup saya. Bukan cuma itu saja, firman yang murni itu juga yang menolong saya
untuk sembuh dan membawa saya pada kebenaran yang memerdekakan.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah
jadi dari segala yang telah dijadikan.
Yohanes 1:1-3