WOMAN AT THE WELL, WOMAN WHO FIND TRUTH
(Yohanes 4:1-42)
written for Majalah Pearl Ed.21
Kita tentu
mengetahui bahwa Alkitab bukan hanya memuat cerita tentang bagaimana Allah
berperkara dengan pria, tetapi juga wanita.
Sebut saja beberapa diantaranya: Hawa sebagai wanita yang pertama kali
jatuh dosa, Sara yang meragukan apa yang Tuhan mau beri, Hagar yang tetap
dipelihara Allah, Rut dari bangsa Moab yang mendapat kasih karunia Allah, Ester
menyelamatkan bangsa Yahudi di Babylonia dari pembantaian , Maria yang
melahirkan Yesus, sampai Maria Magdalena
yang mengalami pengampunan dan lainnya.
Hidup mereka bukan hidup yang sempurna, atau yang tanpa beban ataupun masalah, tapi
Allah bisa memakai mereka untuk menjadi berkat dan ada dalam penggenapan
rencanaNya. Mereka
bisa seperti itu menurut saya karena mereka ada dalam Tuhan dan menemukan iman
dalam kebenaran untuk menjalaninya. Menemukan kebenaran merupakan sesuatu yang
penting, karena hanya kebenaran yang membuat kita bisa hidup sesuai apa yang
Tuhan mau.
Amsal 21:3
Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN daripada korban
Dan Tuhan
punya cara yang berbeda-beda (personal)
terhadap masing-masing kita untuk kita bisa menemukan kebenaran itu, karena Dia
yang menciptakan kita tentu Dia yang paling mengetahui bagaimana membuat wanita
bisa mengerti kebenaran dan mengalaminya. Mungkin salah satu cerita tentang wanita Samaria yang akan kita gali, akan menginsprasi. Karena saya pribadi menemukan
banyak pembelajaran sehubungan dengan bagaimana kerinduan Allah untuk
memulihkan kehidupan setiap kita lewat kebenaran.
Di suatu siang
yang terik, Yesus yang sedang dalam perjalanan dari Yudea ke Galilea , memutuskan
untuk beristirahat sejenak di daerah Samaria yang harus dilewatinya. Sambil
menunggu murid-muridNya, Yesus memilih duduk dekat pinggir sumur karena
mengalami kelelahan. Tidak lama kemudian datang seorang wanita yang hendak
menimba air.
Yesus (Y) : “Nyonya, bisakah
saya meminta air untuk minum?” Yesus
membuka percakapannya.
Wanita Samaria (WS) : “Tuan yakin meminta minum kepada saya? Bukankah kaum Anda anti bersosialisasi dengan kaum saya?”
(Y), "Ya yakin. Kalau saja kamu tahu kebenaran dan siapa yang berbicara kepadamu, pasti anda sendiri yang minta minum kepada saya dan saya akan memberi kepadamu air hidup”
(WS) : “Air Hidup? Air jenis apa itu? Berasal dari dalam sini juga? Yang benar saja Tuan, timba saja anda tidak punya timba untuk mengambil air dalam sumur yang sangat dalam ini. Lagipula apa yang Tuan tau tentang sumur ini, Tuan lebih besar dari Yakub yang memiliki sumur ini sampai bisa menjamin bahwa saya bisa mendapatkan air itu?”
Siapakah
wanita Samaria ini? Memang tidak secara jelas disebutkan siapa wanita ini.
Yang pasti dia adalah seorang Samaria. Tapi dari beberapa ayat, bisa kita
tafsrikan. Salah satunya yang pernah saya dengar dari khotbah, wanita Samaria ini mengambil air pada siang hari, disaat panas terik, mungkin
untuk menghindari orang banyak yang biasa tidak mengambil pada panas terik.
Dari apa yang Tuhan sebutkan mengenai sudah 5 kali perempuan ini menikah. Bisa
saja wanita ini memang sudah menjadi buah bibir daerah setempat, maka dari situ
ia memilih untuk mengambil air disaat tidak biasanya orang lain memgambil air.
Tapi intinya wanita ini adalah wanita yang butuh dipulihkan, maka dari itu Yesus
memilihnya untuk diajak berdialog.
Di awal
percakapan kita bisa melihat bahwa Yesus tidak memusingkan budaya bangsa Yahudi
yang tidak bergaul dengan orang Samaria, karena mungkin buat Yesus itu hanya menghalangi
pekerjaan Allah yang harus Dia lakukan. Sama dengan ketika Yesus mau memulihkan
hidup setiap kita, standard dunia
yang kita ketahui tidak akan
menghalangi pekerjaan Yesus yang mau Dia lakukan dalam hidup setiap kita.
Kita juga bisa
melihat bahwa wanita Samaria ini awalnya masih belum mengerti sama apa yang
Yesus maksud. Pemikirannya hanya sampai yang kelihatan, sedangkan Yesus bisa
melihat lebih ‘dalam’ tentang apa yang wanita ini butuhkan. Tapi Yesus terus
memberitahu wanita ini kebenaran-kebenaran. Saya melihatnya sama seperti hidup
setiap kita yang kadang tidak bisa langsung mengerti apa maksud Tuhan lewat
kebenaran yang kita ketahui atau dengar, tetapi Tuhan selalu punya cara untuk
kita bisa mengerti kebenaran-kebenaranNya, jika kita mau berespon dan haus akan
kebenaran-kebenaranNya. Sikap seperti
ini yang bisa kita teladani dari wanita ini, walaupun pemikirannya masih
belum mengerti dengan apa yang Yesus maksudkan, wanita ini mau berespon akan
ajakan Yesus “Tuan saya mau air itu,
supaya tidak haus lagi dan tidak perlu kembali ke tempat ini lagi untuk menimba”
Hal inilah
yang diperlukan untuk bisa mengerti kebenaran dan mengalami pemulihan, butuh
kehausan, ada effort untuk kita terus
mengejar Tuhan dan kebenaranNya. Liat saja wanita Samaria ini terus menerus
bertanya, berespon dari apa yang Yesus katakan.
Dan sekalipun
wanita Samaria ini belum bisa mengerti apa maksud Yesus, Yesus tetap menghargai
respon dari wanita itu. Begitu juga sikap Tuhan terhadap kita, Tuhan bukan
melihat seberapa kita mengetahui banyak hal tentang kebenaran, tetapi Tuhan melihat
hati kita yang mau terus mengejarNya . Yesus
mengerti apa yang kita alami atau butuhkan,bahkan sebelum kita mengerti.
Sampai
akhirnya wanita ini mengerti apa maksud Yesus, ketika membicarakan tentang
hidupnya
Yoh 4:19
"Sekarang saya tahu Tuan seorang nabi," kata wanita itu.
Dari hal ini,
kita bisa mengerti bahwa hidup kita dihadapan Tuhan itu terbuka . Tidak ada
yang tersembunyi. Yesus mengajak wanita ini berbincang-bincang bukan karena
Yesus tidak mengetahui dan mau kepo,
tapi untuk membawa wanita ini bisa melihat dan menyadari keadaan dirinya. Kadang
saya juga suka berpendapat bahwa proses yang Tuhan kasih itu bertele-tele,
tidak bisa dimengerti. Tapi dari cerita ini saya jadi mengerti bahwa saya harus
setia dan menikmati setiap proses yang Tuhan ijinkan, karena lewat proses
itulah Tuhan membawa saya semakin bisa mengenali diri kita (terutama yang harus
diubah) dan memulihkan saya sampai sembuh ketika saya mau terbuka.
Lalu, seperti wanita ini yang berbicara jujur bahwa
memang pria yang hidup bersama dirinya sekarang memang bukan suaminya. Tuhan mau kerendahan hati dan kejujuran hati
kita dihadapanNya. Karena setelah wanita itu terbuka (jujur), akhirnya wanita
ini mengerti suatu kebenaran bahwa yang berbicara kepadaNya adalah Mesias yang
dinantikan.
Apakah kalian menyadari bahwa bukan suatu
kebetulan Yesus melewati daerah Samaria, berjumpa dan berbincang-bincang dengan
perempuan Samaria ini? Karena dibalik itu semua itu ada kedaulatan Allah. Di dunia
ini Yesus berfokus melakukan pekerjaan Allah (Yohanes 14:10), jadi apa yang
Yesus lakukan atas apa yang di dapat dari BapaNya. Sekalipun Yesus sedang letih dan memang butuh
air minum untuk minum, tapi Yesus lebih mementingkan wanita ini untuk mengalami
perjumpaan dengan kebenaran yang akan memerdekakann hidupnya.
Yesus juga mengangkat topik tentang air, bukan
saja karena Dia sedang haus, tapi karena Yesus mengetahui apa yang menjadi
persoalan wanita ini. HAUS. Haus akan
apa? Haus akan kasih yang wanita ini berusaha cari diluar Tuhan, yaitu pada
pria. Sampai pernah hidup dengan enam lelaki sampai hari ini pun tidak
bisa memuaskan hidupnya. Lewat
percakapan itu, maksud Tuhan Yesus adalah mau memberitahukan kebenaran bahwa apa yang wanita itu lakukan bukanlah jawaban dari apa yang menjadi pergumulan
hidup selama ini (kehausan/kekosongan), tapi hanya melalui Kristuslah dia akan
menerima apa yang dibutuhkan.
Matius 5:6
Berbahagialah orang yang lapar dan
haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Yesus
menyampaikan kebenaran pada wanita Samaria ini lewat apa yang sedang dia
lakukan sehari-hari. Dari ini kita bisa belajar bawah salah satu cara Allah untuk
menuntun dan mengajar kita, yaitu lewat kehidupan sehari-hari yang kita alami/temui/lakukan, bukan yang ngawang dan tidak harus nge-roh. So, yuk belajar peka sama apa
yang Tuhan mau ajar lewat apapun yang kita lakukan atau alami.
Cerita wanita Samaria ini, bukan hanya sampai dia dapat sesuatu yang berharga,
yaitu mengerti kebenaran. Selanjutannya diceritakan bahwa setelah wanita ini
mengalami perjumpaan dengan Yesus dan kebenaranNya, wanita Samaria ini tidak
bisa menahan untuk mau menceritakan pengalamannya. Bawaannya mau menceritakan(bersaksi) ke banyak orang tentang apa yang di alami,
sampai apa yang awalnya sedang di lakukan (menimba) terlupakan.
Akibatnya banyak
orang yang bukan hanya percaya, tapi membuat orang lain tertarik juga untuk
mengenal dan mengalami Yesus.
Yoh 4:39
Banyak
orang Samaria penduduk kota itu percaya kepada Yesus, karena wanita itu
berkata, "Ia mengatakan kepada saya segala sesuatu yang pernah saya
lakukan."
Yoh
4:42
Mereka berkata kepada wanita itu,
"Kami percaya sekarang, bukan lagi karena apa yang engkau katakan kepada
kami, tetapi karena kami sendiri sudah mendengar Dia, dan tahu bahwa Ia memang
Penyelamat dunia."
Apakah teman-teman juga rindu untuk bisa membawa banyak orang untuk percaya dan mengalami Yesus, lewat kesaksian hidup yang kita alami? Praktekkan dan alami kebenaran Firman Tuhan itu sendiri.
No comments:
Post a Comment