written for BUILD june 2014
*versi pribadi alias belum di edit*
Banyak
dari kita tentu mengetahui bahwa, menjadi seorang Kristen bukan sekedar ke
gereja setiap minggu dan terlibat pelayanan. Tapi tentang meneladani hidup
Yesus, dengan mempraktekkan kebenaran firman Tuhan dalam hidup kita sehari-hari.
Dan dalam kenyataannya melakukan hal ini memang bukan perkara yang mudah, saya
pribadi juga salah satu orang yang tidak selalu berhasil mempraktekkan setiap
kebenaran yang saya ketahui, karena bertentangan dengan kehendak daging saya.
Banyak
tanggapan yang sering terdengar juga dari mereka-mereka yang sulit melakukan
kebenaran bahwa, ‘lebih baik tidak tau
daripada tau tapi tidak bisa dilakukan.’
Juga timbul pertanyaan ‘kenapa kita harus susah-susah melakukan
kebenaran ini hingga menyiksa diri?
Atau bisa juga karena malu, karena
tidak banyak yang melakukan hal ini dengan serius dan banyak orang mengaanggap
kita aneh, ngawang karena bela-belain melakukan hal ini.
Melakukan
kebenaran itu sangat penuh perjuangan, tapi bukan sesuatu hal yang mustahil untuk
dilakukan.
Melakukan
kebenaran dimulai karena kita mengetahui suatu kebenaran untuk dilakukan. Tapi
sayangnya ada yang merasa bahwa kebenaran yang kita ketahui seperti menjadi
sebuah beban. Saya sendiri pernah merasakannya, tapi disinilah pengujian tentang
hidup menjadi Kristen atau hanya memeluk agama Kristen. Tapi saya coba belajar mencari
tahu apa alasan kebenaran itu memang harus melakukannya. Dan saya coba
membagikan dari apa yang saya dapatkan.
Kenapa kita harus melakukan?
Mat 7:21
"Tidak semua orang yang memanggil Aku,
'Tuhan, Tuhan,' akan menjadi anggota umat Allah, tetapi hanya orang-orang yang
melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. (BIS)
Yang pasti alasan utama karena itu yang Tuhan mau, kita bukan sekedar mengetahui banyak hal tentang kebenaran, tapi tidak melakukan apa-apa seperti orang Farisi dan ahli Taurat yang dikecam oleh Yesus.
Kadar
pengertian kebenaran setiap orang mungkin berbeda-beda, tergantung iman orang
tersebut. Tapi... sadarkah kita bahwa setiap kebenaran yang kita ketahui itu
sesuai kasih karunia yang Tuhan kasih? He
is God yang mengetahui segala sesuatu dan pasti benar akan apa yang
dilakukan, termasuk Dia tidak akan memberikan suatu yang berharga (kebenaran)
kepada orang yang Tuhan tau dia tidak bisa menjaga (melakukan) atau akan menyia-nyiakannya. Nah, kalau Tuhan ijinkan kita mengerti
suatu pengertian tentang kebenaran, berarti karena Dia tau kita bisa
melakukannya. Bukankah itu ,sebuah anugrah luar biasa yang sayang untuk
disia-siakan? ;p Jadi kita mengetahui
suatu kebenaran, lakukan dengan sukacita karena ada kasih karunia yang
menyertai.
Melakukan kebenaran itu bagian dari proses
mengerjakan keselamatan.
Setelah manusia jatuh dalam dosa, ‘sistem’ manusia sudah tidak seperti
yang sudah Tuhan ciptakan pada awalnya dan makin kesini erornya makin menjadi-jadi. Dari yang enak-enak tinggal di Eden, eh harus susah payah. Tapi Tuhan tidak
tinggal diam, Tuhan memberikan kita keselamatan
supaya kita bisa kembali kepada rancangan semula, yaitu semakin serupa dengan
Kristus. Dan Firman Tuhan adalah seperti cermin kebenaran rohani buat
roh kita, apakah roh kita sudah dengan kehendak Allah ini. Sama seperti kita memandang pada cermin untuk
melihat fisik kita, demikan juga kita memandang pada firman Tuhan untuk melihat
diri rohani kita. 1 Dalam
merenungkan firman, Firman Tuhan akan menyelediki jika ada yang tidak sesuai
dengan kehendak Allah dan mengingatkan tentang kebenaran yang harus dilakukan.
Yakobus 1 : 22 – 24
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar
saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang
hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang
yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja
ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
Tuhan kasih firmanNya juga untuk menjadi panduan utama tentang standar
kita yang sebenarnya sesuai ciptaanNya awal (serupa dan segambar dengan
diriNya). Tapi bukan sekedar untuk dibaca, tapi dilakukan untuk membetulkan something wrong in us. Jadi melakukan
kebenaran itu ujungnya untuk kebaikan diri kita.
Yakobus
1:25
Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang
sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya,
jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh
melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
Mat 7:24-26
"Nah, orang yang mendengar perkataan-Ku ini, dan
menurutinya, sama seperti orang bijak yang membangun rumahnya di atas batu. Pada waktu hujan turun, dan air banjir datang
serta angin kencang memukul rumah itu, rumah itu tidak roboh sebab telah
dibangun di atas batu. Dan orang yang
mendengar perkataan-Ku ini, tetapi tidak menurutinya, ia sama seperti orang
bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir.
Lagipula, tugas kita sebagai murid Kristus adalah memberitakan injil
keselamatan yang memerdekakan lewat Yesus Kristus. Tapi bagaimana tindakan ini
bisa berpengaruh terhadap sekitar, sedangkan kita sendiri tidak melakukan? Kita
‘mengajari’ orang lain tentang firman Allah yang hidup, sedangkan kita sendiri
tidak membuktikkan bahwa firman itu hidup dalam diri kita. Lakukan kebenaran
itu, untuk membuat kita semakin ‘menyatu’ dengan firmanNya (Tuhan).
Apa yang bisa kita lakukan?
Melakukan kebenaran itu, berarti kita gak cuma status aja sebagai orang Kristen atau gak cuma omdo (omong doank) bahwa kita menagasihi Tuhan. Dampak dari hubungan kita dan Tuhan, pasti akan terasa disekitar kita. Sama seperti orang yang lagi mengalami jatuh cinta saja bisa terlihat dari aura wajahnya dan biasa akan bisa melakukan apa saja untuk kekasihnya. Seperti itu juga jika kita mengalami hubungan yang intim dengan Tuhan, merespon akan kasihnya, pasti kita akan bisa melakukan apa saja yang Kekasih kita mau-i.
Melakukan kebenaran itu, berarti kita gak cuma status aja sebagai orang Kristen atau gak cuma omdo (omong doank) bahwa kita menagasihi Tuhan. Dampak dari hubungan kita dan Tuhan, pasti akan terasa disekitar kita. Sama seperti orang yang lagi mengalami jatuh cinta saja bisa terlihat dari aura wajahnya dan biasa akan bisa melakukan apa saja untuk kekasihnya. Seperti itu juga jika kita mengalami hubungan yang intim dengan Tuhan, merespon akan kasihnya, pasti kita akan bisa melakukan apa saja yang Kekasih kita mau-i.
Salah
satunya lewat melayani, tapi jangan memandang pelayanan itu hanya sebatas di
lingkungan atau yang berhubungan dengan gereja. Selama kita sadar ada Tuhan dan bertindah
sesuai pimpinanNya, selama kita berhubungan dengan orang lain, terutama yang
belum percaya, disitulah kita melakukan pelayanan untuk Tuhan. Karena ada orang
yang akibat mengkotak-kotakkan hal ini, dia bisa bertindak berbeda-beda
tergantung situasi, kondisi atau pribadi yang berhadapan dengannya. Contoh : Bisa
all out dalam pelayanan karena
berpikir ini buat Tuhan, tapi dalam studi atau pekerjaan di kantor gak all out. Atau melayani di rumah ,
tidak serajin pelayanan di gereja. Karena
seakan-akan bukan melakukan untuk Tuhan dan tidak ada hubungan dengan jiwa-jiwa
atau hamba Tuhan yang melihat. Padahal teman, dosen, guru , bos , dan orang
lain yang kita temui setiap hari adalah jiwa-jiwa. Gaya hidup di gereja dan
diluar gereja juga berbeda, di gereja atau dengan orang gereja bisa menjaga
perkataan dan tingkah laku, tapi diluar gereja beda .
Tuhan bilang kita adalah garam dan terang dunia, bukan garam
dan terang di gereja atau di surga. Jadi memang kita harusnya bisa menjaga dan
melakukan kebenaran dimanapun kita berada, menjadi pribadi yang sama dimanapun
dan terhadap siapapun. Tuhan melihat apa yang kita lakukan, sekalipun kita ga sadar
ada Tuhan melihat. Jadi dimanapun atau apapun yang kita lakukan, lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan. Dan
biarlah segala yang kita lakukan itu untuk memuliakan nama Tuhan.
1 Wommack, Andrew. 2009. Mengekang Emosi Anda. Light Publshing.
No comments:
Post a Comment