Am i really Child of God ?

Ngelihat satu kalimat comment di blog ny Hanshinta di Road North,kurang lebih kata2nya seperti ini,

"Iya banyak diantara kita yang ngaku anak Raja, tapi gak hidup layaknya anak Raja"

Yeah, that's true..

Ehm, satu kalimat singkat, padat jelas yang menggambarkan sebagian besar keadaan orang kristen..salah satunya gw juga..

Mengaku anak Raja, tapi tidak mau mengikuti segala pelatihan yang ada dalam istana kerajaan yang melatih dia, bertujuan untuk mempersiapkan anak itu menjadi ahli waris kerajaan.

Dengan banyak nya peraturan, anak itu melihat sebagai suatu penjara yang membatasi segala tingkah lakunya, sebuah kekang (kuda kali dikekang,hehehe)

Bayangkan, Hidup sebagai anak Raja, berarti tinggal dalam istana Raja, mengikuti segala peraturan dalam istana itu, mengikuti pendidikan yang berbeda dari yang ada diluar istana, dan ikutin ketetapan yang ada dalam istana itu, suka atau tidak suka.

Karena klo gak mau hidup menuruti segala ketentuan dan peraturan yang ada di istana, pasti dia pengen kabur dari istana itu, pengen menjelajah lah, pengen kebebasan, gak da yg ngatur, ga ada pengawal, ga da yang masakin makan, pokonya hidup berusaha sendiri,.

Membuat gw jadi berpikir, kadang gw mengaku sebagai Anak Allah,.Allah adalah Raja atas dunia semua yang ada di alam semesta ini, tapi gw gak mau ikutin apa yang sudah kasih tau..

Kita anak Allah, berarti Allah Bapa kita kan ?
Bisa dikatakan Bapa dan anak, karena memang punya hubungan,
Gimana mau punya hubungan, berdoa aja gak, berdoa cuma karena klo lagi ada perlu mendesak, urgent yang bener2 kita ga bisa lakuin.

Bayangkan punya anak seperti itu, ketemu orang tua, deket-deket orang tua, dialog cuma ada mau nya doank, minta duit, atau minta sesuatu, diluar itu males ngomong.. Gw sendiri, gak mau punya anak kaya gitu, harus gw didik sedidik-didiknya sampai dia bisa mengerti.

Trus saat kita mengaku anak Allah, pas ditanya Bapa mu seperti apa ?
sepertinya banyak sebagian besar orang yang ga bisa jawab secara yakin, tegas , bangga dan lantang, karena anak tersebut tidak tahu hati Bapa yang sebenarnya, sifat2nya, karakternya,.

seperti gw dulu, ya gw tau Tuhan itu baik kok, Tuhan udah tolong gw, gw minta sesuatu Tuhan kasih, tapi pengalaman sama Tuhanny biasa aja, gak mengenal sisi Tuhan yang luas, besar , dalam , tiada dua nya di alam semesta ini..

lagi-lagi, gimana mau tahu, bangun hubungan aja gak,.

Kadang,tau Allah Bapa itu baik,dahsyat luar biasa, cuma bisa tahu dari cerita, pengalaman2 orang yang luar biasa, melihat mujizat2 yang Bapa lakukan, tapi ga pernah mengalami, mengenal dari apa kata orang, bukan mengenal, merasakan dan mengalami secara pribadi.

Apa ini yang disebut hubungan Bapa & Anak ?

Setiap bapa-bapa di dunia pasti ingin anaknya mengenal dia, sifatnya, seperti apa dia, apa yang dia mau, melatih mendidik anaknya untuk siap menjadi dewasa (tapi kadang kita melihat sebagai suatu pembatasan),apa bertanggung jawab atas setiap hidup anaknya, memikirkan apa yang dibutuhkan dan setiap bapa pasti memberikan yang terbaik buat anaknya.

Apalagi Bapa disurga yang lebih dari segala2nya, pasti dia ingin anak2nya tau hatiNya, keinginan2Nya,

Bapa disurga , Allah Bapa melatih mendidik kita dengan caraNya yang menjadikan kita dewasa dan Bapa mau memberikan yang terbaik.

Cinta Allah Bapa sudah tidak diragukan lagi, besar dari segala yang ada di alam semesta ini, dan itu sudah dibuktikan dengan kematian Yesus di kayu salib, Allah Bapa juga rindu kita bisa mengenal, memahami, merasakan , menerima kasihNya, dan akan lebih senang sekali jika kita bisa membalas kasihNya dengan menyenangkan hatiNya.