*written for BUILD Ed Nov 2012*
Theme : Boldness
Melihat berita-berita di media tentang kejadian pengakuan para anak muda yang masih duduk di bangku sekolah sudah melakukan seks pranikah. Anak bunuh orang tua cuma karena ga dikasih uang jajan, Tawuran sampe membunuh. Pertanyaan dibenak ku "Kok bisa ya mereka berani melakukan hal itu ?"
Keberanian memang hal penting dan harus ada dalam hidup kita, tapi kalau berani untuk hal-hal diatas atau hal lain seperti menyontek, bolos sekolah, berkendaraan tanpa pake helm, tanpa punya SIM plus ngebut2an pula, melawan orang tua, nyautin klo lagi dinasehatin, menggunakan narkoba, judi. Butuh keberanian juga bukan untuk melakukan hal itu, tapi apakah hal-hal tersebut merupakan keberanian yang tepat ?
Definisi dari berani : mempunyai hati yg mantap dan rasa percaya diri yg besar dl menghadapi bahaya, kesulitan, dsb; tidak takut (gentar, kecut):
singkat-nya, percaya diri menghadapi apa yang ada di
depannya.
Dewasa ini banyak orang muda yang berani banget, tapi berani yang bikin para orang tua geleng-geleng, sakit kepala, pusing mikirin para anaknya yang berani melakukan hal-hal yang 'aneh’ cenderung tidak baik.
Dewasa ini banyak orang muda yang berani banget, tapi berani yang bikin para orang tua geleng-geleng, sakit kepala, pusing mikirin para anaknya yang berani melakukan hal-hal yang 'aneh’ cenderung tidak baik.
Hal yang sudah tau ujungnya tidak baik atau buruk tapi tetep aja kekeh
melakukan hal-hal itu.
Klo melihat berita-berita di media, tentang kejahatan-kejahatan yang dilakukan, bukti bahwa banyak hal berani yang dilakukan jaman sekarang. Tapi keberanian seperti apa yang mereka lakukan ?
Sebagai anak-anak Tuhan, standard kita dalam melakukan segala sesuatu adalah kebenaran Firman Tuhan. Orang bisa berpendapat berbeda-beda dalam menilai ‘salah’ atau ‘benar’ dalam suatu tindakan, tapi apa kata firman Tuhan tentang keberanian yang tepat.
Yuk kita belajar dari kisah alkitab. Bandingkan kisah Adam dan Hawa yang berani memakan buah yang yang jelas-jelas dilarang oleh Allah, dengan kisah Daud yang berani menghadap goliat.
Klo melihat berita-berita di media, tentang kejahatan-kejahatan yang dilakukan, bukti bahwa banyak hal berani yang dilakukan jaman sekarang. Tapi keberanian seperti apa yang mereka lakukan ?
Sebagai anak-anak Tuhan, standard kita dalam melakukan segala sesuatu adalah kebenaran Firman Tuhan. Orang bisa berpendapat berbeda-beda dalam menilai ‘salah’ atau ‘benar’ dalam suatu tindakan, tapi apa kata firman Tuhan tentang keberanian yang tepat.
Yuk kita belajar dari kisah alkitab. Bandingkan kisah Adam dan Hawa yang berani memakan buah yang yang jelas-jelas dilarang oleh Allah, dengan kisah Daud yang berani menghadap goliat.
Sama-sama berani tapi apakah perbedaan nya ?
Daud berani mengalahkan goliat, karena yakin Allah menyertai Daud (1 sam 17:46-47). Karena Daud telah mengalami pertolongan Tuhan dalam hidupnya (1 sam 17:37)
Adam dan Hawa berani melakukan hal itu bukan karena menuruti Allah, tapi melakukan yang bertentangan dengan 'kehendak' Allah.
Daud berani melawan goliat karena yakin Allah yang menyertai.
Jadi keberanian yang benar adalah keberanian dipimpin oleh apa kata Tuhan, bukan karena kepentingan kita, bukan karena mau-mau nya kita.
Jadi keberanian yang benar adalah keberanian dipimpin oleh apa kata Tuhan, bukan karena kepentingan kita, bukan karena mau-mau nya kita.
Apa Tuhan suka sama keberanian yang kita lakukan ? Sesuai
dengan mau nya Tuhan ?
Seseorang berani bertindak, karena ada yang 'mendorong' dia untuk bisa melakukan hal itu .
Adam & Hawa di dasari rasa penasaran dan ketidakpercayaannya pada apa kata Allah.
Daud berani bertindak karena yakin Allah dipihaknya.
Yang kita percayai mendasari apa yang kita lakukan. Apa yang kita percayai, nilai-nilai dunia atau nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan ? Sebelum berani melakukan sesuatu, coba di cek and ricek apa yang mendasari atau membuat kita berani melakukan hal itu ? karena Tuhan atau karena hal lain?
Terkadang prinsip nilai yang kita pegang atau hal yang kita lakukan itu berbeda dengan dunia sekitar atau ada orang yang mengganggap ‘aneh’ jika kita melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain. Jadi kita ragu karena merasa beda sendiri atau aneh. Ga usah heran atau merasa aneh sendiri, memang pasti ada perbedaan, karena kita dipanggil untuk menjadi terang di tengah dunia. ( Mat 5:16 ; Ef 5: 8; 1 tes 5:5).
Efesus 5: 8- 11
"...Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu"
Seseorang berani bertindak, karena ada yang 'mendorong' dia untuk bisa melakukan hal itu .
Adam & Hawa di dasari rasa penasaran dan ketidakpercayaannya pada apa kata Allah.
Daud berani bertindak karena yakin Allah dipihaknya.
Yang kita percayai mendasari apa yang kita lakukan. Apa yang kita percayai, nilai-nilai dunia atau nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan ? Sebelum berani melakukan sesuatu, coba di cek and ricek apa yang mendasari atau membuat kita berani melakukan hal itu ? karena Tuhan atau karena hal lain?
Terkadang prinsip nilai yang kita pegang atau hal yang kita lakukan itu berbeda dengan dunia sekitar atau ada orang yang mengganggap ‘aneh’ jika kita melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain. Jadi kita ragu karena merasa beda sendiri atau aneh. Ga usah heran atau merasa aneh sendiri, memang pasti ada perbedaan, karena kita dipanggil untuk menjadi terang di tengah dunia. ( Mat 5:16 ; Ef 5: 8; 1 tes 5:5).
Efesus 5: 8- 11
"...Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu"
Belajar dari pergumulan yang saya alami, diantara pilihan untuk memilih mengikuti perasaan sendiri dan standard pada umunya soal pasangan atau memilih melakukan apa yang Allah mau tapi berbeda pendapat dan dianggap aneh oleh 'sekitar'.
Lingkungan yang banyak saya temui sehari-hari mendukung saya
untuk memilih pasangan yang pasti ada didepan mata aja. Padahal standard
kebenaran, apa yang Tuhan ngomong beda banget sama pendapat mereka. Sempet terpengaruh
juga untuk kompromi dengan standard Allah. Yang akhirnya bikin repot sendiri.
Dua-duanya butuh keberanian untuk dipilih, tapi saya memilih berani melakukan
sesuai mau nya Tuhan yang punya hidup saya sekalipun dianggap ‘bodoh’ .’aneh’
Dia yang tahu apa yang harus saya lakukan, makanya Dia berikan kebenaran sebagai tuntunan dalam setiap langkah ku. Yang berkenan buat Tuhan bukan sekedar saya tau kebenaran, tetapi mengikuti teladan Yesus melakukan kebenaran. Dan dalam Allah ada jaminan yang lebih pasti didepan sana. Apa yang keliatan pasti buat dunia, belum tentu atau bahkan beda banget apa yang Tuhan mau sediakan.
Buat ku berdiri diatas dasar iman kebenaran dan melakukan nya itu memang gak gampang, butuh bayar harga, pengorbanan , rasanya ga enak bener, tapi yang ku percayai ujungnya jelas, ada Tuhan, Damai sejahtera, sukacita , sedangkan memilih ikutin arus apa kata dunia pada umumnya , ya yang asik-asik dulu awal nya, sementara ujungnya ga jelas.
Dikeseharian lingkungan kita, tidak bisa mengelak ada banyak hal yang mungkin yang akan menguji apakah kita berani hidup dalam kebenaran . Hal itu akhirnya menjadikan diri kita sama dengan dunia pada umumnya atau menjadi terang buat mereka tergantung keputusan kita.
Menjadi terang atau saksi-Nya memang dibutuhkan orang yang berani melakukan sesuatu yang beda dengan yang 'dunia' lakukan. Melakukan dengan tegas tidak kompromi dengan standard Allah.
Jangan takut dianggap aneh, ga gaul kalau kita memegang kebenaran. Yang lebih penting adalah perkenan dihadapan Tuhan, bukan perkenanan dunia. Lakukan dengan berani kebenaran yang kita tau dengan kasih karunia dari Dia yang memampukan.
Hiduplah buat Tuhan dengan menuruti perintahNya sebagai bukti bahwa kita mengasihi Dia dan bertanggung jawab atas anugerah keselamatan yang Tuhan berikan.
Pilihan ada ditangan kita, menjadi terang bagi sekitar dengan berani melakukan
sesuai kebenaran atau hanya mengikuti arus dunia karena takut dinilai aneh.
No comments:
Post a Comment