background

Mau jadi pengaruh?

ada salah satu anak pemuridan gue sedang curhat dan mention tentang apa yang di mau lakukan next "...mau melanjutkan apa yang sudah devi inspirasikan, yaitu nulis sinopsis"
Heh? Denger kalimat itu sedikit membuat kaget dan bingung. Sejujurnya, gue itu gak pernah memberi dia pengaruh untuk dia nulis apapun jenisnya. Karena belajar dari pengalaman sebelumnya, pernah gue kasih pengaruh orang untuk nulis, malah kaga kepengaruh sampe sekarang. Dari situ jadi ngerti, gak semua orang suka nulis, kan panggilan tiap orang beda. Jadi sejak saat itu udah gak pernah sengaja kasih pengaruh orang untuk suka nulis. Tapi yang gak dipengaruhi malah pada mau nulis. Kenapa bisa begitu? Mungkin kutipan tulisan dari Oswald Chambers ini bisa menjelaskan

Orang yang merasa berpengaruh adalah orang yang bersikap sombong dan jelas ini bukan sikap orang Kristen... Siapakah yang paling banyak mempengaruhi kita? Jelas bukan orang yang berpikir bahwa mereka mempengaruhi kita, melainkan mereka yang bahkan tidak sadar bahwa mereka sedang mempengaruhi kita. Di dalam kehidupan Kristen, pengaruh yang saleh tidak pernah menyadari keberadaannya. Jika kita menyadari akan pengaruh kita, pengaruh itu tidak akan lagi memiliki keindahan sejati yang merupakan ciri khas sentuhan Yesus - My Utmost for His Highest (21 August)
 
Pas renungin hal ini, langsung keingetnya renungan diatas. Ehm, iya ya. Gue itu banyak dipengaruhi oleh orang2 yang ga sadar bahwa mereka sudah mempengaruhi gue. Karena pasti fokus mereka bukan sengaja untuk mempengaruhi gue, tapi karena gue sendiri yang terpesona dan terinspirasi sama hidup mereka.
Dalam hal memuridkan Yesus juga bukan yg mengajari atau cekokin pengajaran dengan ekspetasi orang harus ngerti saat itu juga tentang apa yang Yesus sampaikan. Buktinya sampe Tuhan Yesus disalibkan aja, banyak yang belum ngerti kebenaran dan konsep yang Yesus mengerti, termasuk maksud kematianNya adalah rencana Allah. Bahkan murid2nya yg sudah hidup sama Yesus selama 3.5 tahun aja gak langsung ngerti. Tapi Yesus tidak terpengaruh sama respon mereka, Yesus tetap 'jalan terus'. Karena fokus Yesus itu adalah Tuhan Allah,BapaNya(melakukan kehendak Bapa) bukan menunggu respon orang2 bisa mengerti sekarang atau gak. Kalau menunggu sampe mereka mengerti, mungkin penebusan Yesus bisa tertunda atau tidak terlaksana. BapakNya bilang A, ya A, lanjut ya lanjut.


Lewat perenungan hal ini menyadari apa yang Tuhan ijinin terjadi sama gue untuk ngebukain dan memproses tentang kesombongan gue soal mau memberi pengaruh kepada orang lain, terutama dalam pemuridan. Karena ketika gue bersedia untuk memuridkan orang, konsep gue adalah gue guru yang harus banyak memberikan masukan nilai-nilai, memberi pengaruh dan sejenisnya. Yang mengakibatkan fokus gue itu mau menyamakan nilai2 mereka sama seperti nilai2 gue, bukan ke Tuhan satu-satunya. Jadinya kalau ada yang gak ngerti2 sama apa yang gue sampaikan atau ceritakan, gue bisa bingung "Kok gue gak bisa mempengaruhi mereka ya" , gereget sendiri dan mempengaruhi kinerja gue sama pekerjaan Tuhan. Ternyata karena fokus gue itu salah, gak selalu Tuhan, tapi bisa pindah-pindah.

Intinya untuk jadi pengaruh, teladan, fokusnya cuma satu TUHAN ga da yang lain. Mau jadi garam dan terang (pengaruh) buat sekitar atau dunia ini ? Hidupi benar2 apa yang kita mau pengaruhi. Kita sendiri tidak melakukan, apalagi orang lain. Berfokuslah hanya Tuhan, bukan fokus mau jadi pengaruh. Artinya bangun hubungan sama Tuhan sedalam2Nya, lewat doa, firman dan melakukan apa yang mau Tuhan kita lakukan (mempraktekkan kebenaran). Jadi pengaruh / inspirasi itu akan mengikuti kalau kita fokus ke Tuhan.


Photobucket

6 comments:

  1. Really love this post :D thank you for sharing thi :D

    ReplyDelete
  2. Ugh makes my head hurts ! Strong, Strong, Strong! Sharing it tooo Fel !

    Great posting again, all glory to God and may we all be influencers as we walk and focusing to God.

    ReplyDelete